MENCARI PELUANG BISNIS DITUMPUKAN BAJU BEKAS DAN
KAIN PERCA
No Identitas :
Nama Lengkap : YUNIAR
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Guru
Alamat KTP : Jl .Surya Kencana Gang HS RT.04/RW 06.Pamulang
Barat, Jl.Taman
Alamat Kantorr :Rajawali 3 Blok DH 9, Villa Pamulang,
Pondok Petir, Bojongsari, Depok
Telp/Hp : 082125247132
Email : yoeniaryogi@gmail.com
Rencana
Bisnis:
A. Dasar Pemikiran
B. Maksud dan Tujuan
C. Latar Belakang Usaha
D.
Manfaat produk
E.
Nilai ekonomi, sosial, dan budaya
F.
Spemasaran trategi
G.
Konsumen
H. Aspek Sumber Daya Manusia
I. Aspek Keuangan/ Analisa Ekonomi
A. Dasar
Pemikiran
Dimulai dengan makin maraknya industri besar yang berdiri
serta kehidupan masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
Mulailah timbul tumpukan limbah atau pun sampah yang tidak di buang sebagaimana
mestinya. Hal ini berakibat pada kehidupan manusia di bumi yang menjadi tidak
sehat sehingga menurunkan kualitas kehidupan terutama pada lingkungan sekitar.
Maka dari itu muncullah ide untuk
memanfaatkan limbah atau barang – barang bekas yang tidak terpakai menjadi
barang atau produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Pemikiran ini diperoleh
dan ditempuh guna meminimalisir dampak dari limbah ataupun
sampah dan akhirnya kita dapat bersama mengurangi dampak dari adanya limbah
ataupun sampah. Karena sampah sebenarnya ada juga yang masih dapat dimanfaatkan
terutama limbah hewan yang dapt dijadiak pupuk atau limbah plastik dengan cara
mendaur ulang serta limbah lain yang bisa dimanfaatkan.
B. Maksud dan
Tujuan
Kain sisa dari hasil produksi
usaha konveksi dan garmen (kain perca) umumnya hanya dianggap sebagai bahan sisa yang
tidak terpakai lagi, biasanya dibuang atau dijual sebagai limbah menjadi sampah
pada akhirnya. Berbeda dengan pelaku industri kerajinan rumahan yang mengolah
limbah bekas menjadi berbagai kerajinan
tangan produk kratif.
Dalam industri kerajinan kreatif
ternyata kain perca sangat potensial untuk direproduksi menjadi berbagai
produk-produk kreatif yang memiliki nilai ekonomis dan
nilai jual yang cukup menggiurkan. Dari limbah kain sisa jahitan yang tampaknya
tidak memiliki nilai, bisa diolah dengan keterampilan kreatif menjadi berbagai
macam produk kerajinan yang memiliki fungsi dan harga jual cukup tinggi.
Misalnya saja seperti bed cover, sarung bantal maupun sprei, keset, serbet, taplak
meja, boneka, kotak pensil, dompet handpone, tas, dan lain sebagainya.
C. Latar
Belakang Usaha
Berawal dari
melihat banyaknya
sisa-sisa potongan kain perca yang kemungkinan tidak terpakai lagi dan merupakan
limbah bagi penjahit dan pada akhirnya akan berujung di tempat pembuangan
sampah. Ditambah lagi dengan melihat banyaknya tumpukan baju-baju bekas yang
tidak terpakai dan masih layak pakai.
Maka
muncullah keinginan untuk mengolah kembali limbah –limbah kain tersebut menjadi
sebuah produk yang disukai, dipakai, dan bernilai ekonomis tinggi. Keinginan
itu diperkuat dengan kesadaran bahwa
sebenarnya saya memiliki potensi yang sudah selayaknya untuk saya kembangkan .
Ide utama
yang akan saya kembangkan adalah membuat produk seperti tas , dompet , tas laptop,
taplak meja , mukena atau pakaian yang terbuat dari potongan kain dan baju-baju
bekas ( kaos atau batik).
D.
Manfaat produk
daur ulang yang dibuat
Adapun manfaat dari produk daur ulang yang saya buat yaitu dapat dijadikan tas,
tempat pensil, mukena, taplak meja, tas laptop dan pakaian modifikasi yang
nyentrik.
E.
Nilai ekonomi,
sosial, dan budaya
Nilai ekonomi, social, dan budayanya yaitu dapat menghasilkan uang apabila
dijual, membuka lapangan pekerjaan , menambah keterampilan dan membantu
pemerintah untuk mengurangi volume sampah di lingkungan.
F. Strategi Pemasaran
Dalam memasarkan
produk kerajinan daur ulang industri kain perca daur ualng pakaian bekas
pakai, cara yang saya bisa tempuh seperti menitipkan hasil kreasi yang telah dibuat ke beberapa kios souvenir
maupun toko perabot rumah tangga yang ada di sekitar, melalui sosial media ( internet ) , maupun memasarkan langsung ke pasar –
pasar dan ajang-ajang pameran.
Saat menjalankan stkarategi pemasaran tersebut, bisa menggunakan sistem konsinyasi (titip
jual) maupun sistem jual putus kepada partner bisnisnya. Selanjutnya rekan
pengrajin juga bisa memperluas pasar dengan mengikuti berbagai kegiatan pameran
maupun bazar produk UMKM dan koperasi yang diadakan pihak
pemerintah maupun swasta. Melalui event seperti pameran dan bazar, usahawan
industri kreatif rumahan bisa mengenalkan produk kerajinan daur ulang kain
perca kepada masyarakat luas, sehingga peluang rekan usahawan untuk mendapatkan
pelanggan maupun partner kerja yang cukup potensial semakin terbuka lebar.
Terlepas dari keuntungan dan kerugian diatas, sebagai industri kecil
mikro yang penuh dengan kreativitas dan ketekunan dibutuhkan keterapilan dalam mendesain, merangkai
potongan-potongan kain sisa menjadi produk unik dan baru yang memiliki
nilai ekonomi lebih tinggi, menjadi kunci kesuksesan bagi pengrajin ketika
menjalankan bisnis daur ulang kain perca.
G.
Konsumen
Hasil dari memproduksi aneka macam produk kerajinan kain perca, sudah pasti bisa membidik pangsa pasar yang cukup luas, baik lokal maupun regional. misalkan saja produk kebutuhan rumah tangga seperti bed cover, sprei, keset, dan lain-lain yang bisa di pasarkan untuk segmentasi kalangan ibu-ibu. Sedangkan hasil untuk produk kreatif boneka, kotak pensil, tas, dan dompet handpone, bisa Anda tujukan untuk konsumen anak-anak maupun kaum remaja.
Hasil dari memproduksi aneka macam produk kerajinan kain perca, sudah pasti bisa membidik pangsa pasar yang cukup luas, baik lokal maupun regional. misalkan saja produk kebutuhan rumah tangga seperti bed cover, sprei, keset, dan lain-lain yang bisa di pasarkan untuk segmentasi kalangan ibu-ibu. Sedangkan hasil untuk produk kreatif boneka, kotak pensil, tas, dan dompet handpone, bisa Anda tujukan untuk konsumen anak-anak maupun kaum remaja.
H. Sumber Daya Manusia
Untuk proses
produksi sebagian besar dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia dan
sebagian kecil menggunakan mesin . Penggunaan tenaga manusia dominan pada
proses pembuatan pola , mendesain dan menjahit produk. Kendala
yang mungkin akan ditemui adalah tenaga produksi. Untuk membuat produk daur ulang yang bagus dan bernilai
ekonomis tinggi dibutuhkan sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif serta memiiliki jiwa seni . Hal ini dilakukan
sebagai langkah untuk efisiensi dan efektifitas kegiatan produksi, meningkatkan nilai jual, dan produk – produk
yang dihasilkan disukai masyarakat karena motif-motif yang tidak monoton.
Untuk meningkatkan
dan memperlancarkan kegiatan produksi
juga digunakan peralatan – peralatan penunjang seperti yang layaknya
digunakan pada bisnis tukang jahit. Peralatan pendukung itu seperti :
1.
Mesin jahit
listrik
2.
Mesin Obras
3.
Gunting
potong
4.
Pisau potong
kain
5.
Meteran
6.
Meja potong
7.
Benang jahit
dan benang sulam
I.
Analisa Ekonomi
Asumsi :
Produksi dilakukan di
rumah pribadi tanpa biaya sewa tempat usaha, dan dibantu oleh satu orang tenaga
kerja.
Modal awal :
1 unit mesin jahit
listrik Rp.
2.500.000,00
Etalase display produk Rp.
1.000.000,00
Perlengkapan jahit (
gunting, jarum, benang ) Rp. 500.000,00
Stock awal bahan baku (
kain perca, baju bekas ) Rp.
2.000.000,00
Total Rp.
6.000.000,00
Biaya operasional per bulan
Bahan baku : kain perca, benang, aksesoris Rp 3.000.000,00
Kemasan produk Rp 600.000,00
Biaya gaji karyawan Rp 750.000,00
Biaya listrik Rp 300.000,00
Biaya promosi (kartu nama, brosur, dll) Rp 500.000,00
Biaya penyusutan Rp 139.000,00 +
Total Rp 5.289.000,00
Omset per bulan
Penjualan keset (@ 45.000,00/kodi x 15) Rp 675.000,00
Bed cover (@ Rp 400.000,00 x 8 buah) Rp 3.200.000,00
Sprei (@ Rp 150.000,00 x 10 set) Rp 1.500.000,00
Taplak meja (@ Rp 30.000,00 x 20 pcs) Rp 600.000,00
Tas perca (@ Rp 75.000,00 x 10 pcs) Rp 750.000,00
Dompet handphone (@ Rp 15.000,00 x 50) Rp 750.000,00 +
Total Rp 7.475.000,00
Laba bersih per bulan
Rp 7.175.000,00 - Rp 5.289.000,00 = Rp 2.186.000,00
PENUTUP
Saya dilahirkan di kota
Palembang. Saya merupakan anak ke 6 dari 7 bersaudara. Masa kecil saya habiskan
untuk bermain seperti layaknya anak-anak yang lain, selain itu juga membantu
orang tua terutama ibu saya berdagang. Ayah saya yang waktu itu hanya seorang anggota TNI berpangkat sersan
mayor tentunya tidaklah cukup untuk
memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Ibu saya kemudian berfikir untuk membantu
ekonomi keluarga dengan berdagang kecil-kecilan di depan rumah. Dari ketujuh anaknya, sayalah yang selalu
setia menemani ibu saya untuk berdagang, mulai dari belanja bahan – bahan ,
membuat kue, dan sampai memasarkannya. Cara pemasaran yang dilakukan waktu itu
adalah menitipkan ke warung dan dijual sendiri. Dari ibu saya saya belajar
bagaimana cara untuk mendapat pelanggan dan mengatur usaha kecil-kecilan
tersebut agar dapat berkembang.
Berbekal
pengalaman-pengalaman tersebut mulai
tumbuh jiwa kewirausahaan dalam diri saya. Ada keinginan untuk membuka suatu
usaha suatu saat nanti. Dan yang memjadi fokus bidang usaha adalah kerajinan
tangan. Saya memilih bidang usaha tersebut karena didasarkan atas kesadaran
bahwa saya memiliki potensi berupa kreativitas dan inovasi yang diturunkan oleh
ayah saya. Karena disela- sela waktu luangnya ayah saya membuat furniture seperti
lemari, meja dan tempat tidur dan dikerjakan sendiri.
Mungkin untuk saat ini
rencana indah tersebut saya tunda terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena
untuk memulai usaha tersebut saya menyadari ada tahapan-tahapan yang harus saya
lalui. Saya tidak ingin usaha yang akan saya lakukan tidak berjalan secara
maksimal karena kurangnya perencanaan dan strategi. Saya yakin suatu hari nanti saya akan menjadi
pengusaha yang sukses.
Saya mohon do,a dan
dukungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar