Senin, 15 April 2013

inspirasi


MENCARI PELUANG BISNIS DITUMPUKAN BAJU BEKAS DAN KAIN PERCA

No Identitas                :
Nama Lengkap            : YUNIAR
Jenis Kelamin              : Perempuan
Pekerjaan                     : Guru
Alamat KTP                : Jl .Surya Kencana Gang HS RT.04/RW 06.Pamulang Barat, Jl.Taman
Alamat Kantorr            :Rajawali 3 Blok DH 9, Villa Pamulang, Pondok Petir, Bojongsari, Depok
Telp/Hp                       : 082125247132
Email                           : yoeniaryogi@gmail.com

Rencana Bisnis:
A. Dasar Pemikiran
B. Maksud dan Tujuan
C. Latar Belakang Usaha
D.   Manfaat produk
E.    Nilai ekonomi, sosial, dan budaya
F.    Spemasaran trategi
G.   Konsumen
H. Aspek Sumber Daya Manusia
I. Aspek Keuangan/ Analisa Ekonomi

A.   Dasar Pemikiran
Dimulai dengan makin maraknya industri besar yang berdiri serta kehidupan masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Mulailah timbul tumpukan limbah atau pun sampah yang tidak di buang sebagaimana mestinya. Hal ini berakibat pada kehidupan manusia di bumi yang menjadi tidak sehat sehingga menurunkan kualitas kehidupan terutama pada lingkungan sekitar.
Maka dari itu muncullah ide untuk memanfaatkan limbah atau barang – barang bekas yang tidak terpakai menjadi barang atau produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Pemikiran ini diperoleh dan ditempuh guna meminimalisir dampak dari limbah ataupun sampah dan akhirnya kita dapat bersama mengurangi dampak dari adanya limbah ataupun sampah. Karena sampah sebenarnya ada juga yang masih dapat dimanfaatkan terutama limbah hewan yang dapt dijadiak pupuk atau limbah plastik dengan cara mendaur ulang serta limbah lain yang bisa dimanfaatkan.

B.     Maksud dan Tujuan
Kain sisa dari hasil produksi usaha konveksi dan garmen (kain perca) umumnya hanya dianggap sebagai bahan sisa yang tidak terpakai lagi, biasanya dibuang atau dijual sebagai limbah menjadi sampah pada akhirnya. Berbeda dengan pelaku industri kerajinan rumahan yang mengolah limbah bekas menjadi berbagai kerajinan tangan produk kratif.
Dalam industri kerajinan kreatif ternyata kain perca sangat potensial untuk direproduksi  menjadi berbagai produk-produk kreatif yang memiliki nilai ekonomis dan nilai jual yang cukup menggiurkan. Dari limbah kain sisa jahitan yang tampaknya tidak memiliki nilai, bisa diolah dengan keterampilan kreatif menjadi berbagai macam produk kerajinan yang memiliki fungsi dan harga jual cukup tinggi. Misalnya saja seperti bed cover, sarung bantal maupun sprei, keset, serbet, taplak meja, boneka, kotak pensil, dompet handpone, tas, dan lain sebagainya.

C.      Latar Belakang Usaha
Berawal dari melihat banyaknya sisa-sisa potongan kain perca yang kemungkinan tidak terpakai lagi dan merupakan limbah bagi penjahit dan pada akhirnya akan berujung di tempat pembuangan sampah. Ditambah lagi dengan melihat banyaknya tumpukan baju-baju bekas yang tidak terpakai  dan masih layak pakai.
Maka muncullah keinginan untuk mengolah kembali limbah –limbah kain tersebut menjadi sebuah produk yang disukai, dipakai, dan bernilai ekonomis tinggi. Keinginan itu diperkuat dengan kesadaran  bahwa sebenarnya saya memiliki potensi yang sudah selayaknya untuk saya kembangkan .
Ide utama yang akan saya kembangkan adalah membuat produk seperti tas , dompet , tas laptop, taplak meja , mukena atau pakaian yang terbuat dari potongan kain dan baju-baju bekas ( kaos atau batik).

D.     Manfaat produk daur ulang yang dibuat
Adapun manfaat dari produk daur ulang yang saya buat yaitu dapat dijadikan tas, tempat pensil, mukena, taplak meja, tas laptop dan pakaian modifikasi yang nyentrik.

E.      Nilai ekonomi, sosial, dan budaya
Nilai ekonomi, social, dan budayanya yaitu dapat menghasilkan uang apabila dijual, membuka lapangan pekerjaan , menambah keterampilan dan membantu pemerintah untuk mengurangi volume sampah di lingkungan.

F.      Strategi Pemasaran
Dalam memasarkan produk kerajinan daur ulang industri kain perca daur ualng pakaian bekas pakai,  cara yang saya bisa tempuh seperti menitipkan hasil kreasi yang telah dibuat ke beberapa kios souvenir maupun toko perabot rumah tangga yang ada di sekitar, melalui sosial media ( internet ) , maupun memasarkan langsung ke pasar – pasar dan ajang-ajang pameran.
Saat menjalankan stkarategi pemasaran tersebut,  bisa menggunakan sistem konsinyasi (titip jual) maupun sistem jual putus kepada partner bisnisnya. Selanjutnya rekan pengrajin juga bisa memperluas pasar dengan mengikuti berbagai kegiatan pameran maupun bazar produk UMKM dan koperasi yang diadakan pihak pemerintah maupun swasta. Melalui event seperti pameran dan bazar, usahawan industri kreatif rumahan bisa mengenalkan produk kerajinan daur ulang kain perca kepada masyarakat luas, sehingga peluang rekan usahawan untuk mendapatkan pelanggan maupun partner kerja yang cukup potensial semakin terbuka lebar.
Terlepas dari keuntungan dan kerugian diatas, sebagai industri kecil mikro yang penuh dengan kreativitas dan ketekunan dibutuhkan keterapilan dalam mendesain, merangkai potongan-potongan kain sisa menjadi produk unik dan baru yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi, menjadi kunci kesuksesan bagi pengrajin ketika menjalankan bisnis daur ulang kain perca.

G.    Konsumen
     Hasil dari memproduksi aneka macam produk kerajinan kain perca, sudah pasti bisa membidik pangsa pasar yang cukup luas, baik lokal maupun regional. misalkan saja produk kebutuhan rumah tangga seperti bed cover, sprei, keset, dan lain-lain yang bisa di pasarkan untuk segmentasi kalangan ibu-ibu. Sedangkan hasil untuk produk kreatif boneka, kotak pensil, tas, dan dompet handpone, bisa Anda tujukan untuk konsumen anak-anak maupun kaum remaja.

H.  Sumber Daya Manusia
Untuk proses produksi sebagian besar dikerjakan dengan menggunakan tenaga manusia dan sebagian kecil menggunakan mesin . Penggunaan tenaga manusia dominan pada proses pembuatan pola , mendesain dan menjahit produk. Kendala yang mungkin akan ditemui adalah tenaga produksi. Untuk membuat produk daur ulang yang bagus dan bernilai ekonomis tinggi dibutuhkan sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif  serta memiiliki jiwa seni . Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk efisiensi dan efektifitas kegiatan produksi,  meningkatkan nilai jual, dan produk – produk yang dihasilkan disukai masyarakat karena motif-motif yang tidak monoton.
Untuk meningkatkan dan memperlancarkan kegiatan produksi  juga digunakan peralatan – peralatan penunjang seperti yang layaknya digunakan pada bisnis tukang jahit. Peralatan pendukung itu seperti :
1.                Mesin jahit listrik
2.                Mesin Obras
3.                Gunting potong
4.                Pisau potong kain
5.                Meteran
6.                Meja potong
7.                Benang jahit dan benang sulam

I.        Analisa Ekonomi
Asumsi :
Produksi dilakukan di rumah pribadi tanpa biaya sewa tempat usaha, dan dibantu oleh satu orang tenaga kerja.
Modal awal :
1 unit mesin jahit listrik                                            Rp. 2.500.000,00
Etalase display produk                                             Rp. 1.000.000,00
Perlengkapan jahit ( gunting, jarum, benang )      Rp.    500.000,00
Stock awal bahan baku ( kain perca, baju bekas )            Rp. 2.000.000,00
Total                                                                           Rp. 6.000.000,00
 
Biaya operasional per bulan                                                                                          
Bahan baku : kain perca, benang, aksesoris   Rp 3.000.000,00
Kemasan produk                                                    Rp   600.000,00
Biaya gaji karyawan                                               Rp   750.000,00
Biaya listrik                                                              Rp   300.000,00
Biaya promosi (kartu nama, brosur, dll)             Rp   500.000,00
Biaya penyusutan                                                   Rp   139.000,00 +
Total                                                                                        Rp 5.289.000,00
 
 
Omset per bulan
Penjualan keset (@ 45.000,00/kodi x 15)            Rp   675.000,00
Bed cover (@ Rp 400.000,00 x 8 buah)                  Rp 3.200.000,00
Sprei (@ Rp 150.000,00 x 10 set)                         Rp 1.500.000,00
Taplak meja (@  Rp 30.000,00 x 20 pcs)             Rp   600.000,00
Tas perca (@ Rp 75.000,00 x 10 pcs)                  Rp   750.000,00
Dompet handphone (@ Rp 15.000,00 x 50)          Rp   750.000,00 +
                                              Total                                             Rp 7.475.000,00
 
Laba bersih per bulan
Rp 7.175.000,00 - Rp 5.289.000,00                     =        Rp 2.186.000,00
 
 


PENUTUP

Saya dilahirkan di kota Palembang. Saya merupakan anak ke 6 dari 7 bersaudara. Masa kecil saya habiskan untuk bermain seperti layaknya anak-anak yang lain, selain itu juga membantu orang tua terutama ibu saya berdagang. Ayah saya yang waktu itu hanya  seorang anggota TNI berpangkat sersan mayor  tentunya tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Ibu saya kemudian berfikir untuk membantu ekonomi keluarga dengan berdagang kecil-kecilan di depan rumah.  Dari ketujuh anaknya, sayalah yang selalu setia menemani ibu saya untuk berdagang, mulai dari belanja bahan – bahan , membuat kue, dan sampai memasarkannya. Cara pemasaran yang dilakukan waktu itu adalah menitipkan ke warung dan dijual sendiri. Dari ibu saya saya belajar bagaimana cara untuk mendapat pelanggan dan mengatur usaha kecil-kecilan tersebut agar dapat berkembang.
Berbekal pengalaman-pengalaman tersebut  mulai tumbuh jiwa kewirausahaan dalam diri saya. Ada keinginan untuk membuka suatu usaha suatu saat nanti. Dan yang memjadi fokus bidang usaha adalah kerajinan tangan. Saya memilih bidang usaha tersebut karena didasarkan atas kesadaran bahwa saya memiliki potensi berupa kreativitas dan inovasi yang diturunkan oleh ayah saya. Karena disela- sela waktu luangnya ayah saya membuat furniture seperti lemari, meja dan tempat tidur dan dikerjakan sendiri.
Mungkin untuk saat ini rencana indah tersebut saya tunda terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena untuk memulai usaha tersebut saya menyadari ada tahapan-tahapan yang harus saya lalui. Saya tidak ingin usaha yang akan saya lakukan tidak berjalan secara maksimal karena kurangnya perencanaan dan strategi.  Saya yakin suatu hari nanti saya akan menjadi pengusaha yang sukses.
Saya mohon do,a dan dukungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar